Posted by : Pararel C Senin, 02 September 2013

Terkait processor 8-core MediaTek yang bakal segera dirilis akhir tahun ini, Qualcomm tampaknya memiliki pandangannya sendiri.
Diklaim berbeda dengan Exynos 5 Octa yang memiliki dua set processor quad-core dan bukan 8-core, tampaknya membuat Qualcomm meradang dan bahkan balik menuduh MediaTek telah menggandakan core lama yang sama yang didasarkan pada ARM Cortex-A7. Meskipun Qualcomm tampaknya tidak sama sekali menyinggung secara langsung nama resmi MediaTek dalam cuplikan video yang dirilisnya, namun Qualcom tampak telah menyindir dengan hanya menggunakan font dan warna sebagai logo MediaTek yang sama untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
Pada bagian kedua dari video, Qualcomm mengungkapkan kalau kehebatan dukungan processor 8-core MediaTek pada sebagian besar aplikasi dinilai sangat berlebihan. Pabrikan chip yang berbasis di San Diego tersebut pun juga berani berasumsi kalau hanya 17 dari 20 aplikasi Android top di Cina saja saat ini yang menggunakan dua core paling banyak. Dan bahkan keberadaan processor 8-core MediaTek terbaru mendatang dianggapnya belum akan benar-benar layak untuk membuat handal perangkat mobile yang ada saat ini.
Seperti apa yang ditayangkan dalam video, aroma pembiasan seluruh video menyiratkan kalau Qualcomm sendiri tidak akan memperkenalkan processor 8-core terbarunya dalam waktu dekat ini melainkan hanya tetap akan terus mengembangkan processor quad-core dengan performa yang mengesankan daripada menekankan pada core dalam processor.
Di sisi lain, MediaTek telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan asal Taiwan ini mampu memperkenalkan prosesor Super harga rendah bagi produsen. Oleh karena itu, sebagian besar smartphone anggaran rendah di Cina yang didukung oleh prosesor MediaTek. LG, Sony, Lenovo, Huawei dan ZTE adalah beberapa dari sekian banyaknya pabrikan yang mengadopsi processor MediaTek.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © REad me - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -